Senin, 23 Juni 2014

Taorism Object Of west Bangka.



For the greater part west Bangka Regency to touch each other with beach, it is very potency to be beach tourism area. Besides the beach, wes Bangka have some tourism potency such as culture tourism, history tourism, agro tourism, educate tourism and industry tourism, that can draw domestic tourist also from abroad to come and visit.

1.    Festival 7 Likur Mancung (Culture tourism)
This event is held in Mancung village the district of kelapa on ramadhan start from 21 st or 10 the edn of ramadhan that call 7 likur in Mancung village broad daylight to accept Lailatul qodhar night and also to adorn islam.

2.    Mountain Nature tourism (Natural tourism)
Potency of mountain attraction have special own, that can interest visitors coming from our country or abroad. Mountain earth usually has cold air because on upload plain. At this condition is very suitable to air temperature in west Bangka regency. One of mountain tourism object in west Bangka regency is Menumbing mount that is located on higher place about 445 m dpl. From top mount we can enjoy nature view of Muntok area and surroundings, row of people’s home, green forests, vain of sea waves and coald aor that to blow flatter body everyone who to clim it. Besides that in the top mountain, there was old hotel that build on 1932, at the beginning of freedom it is used as separation place of nation leader “Bung Hatta” by ducth warrior. On this building, there was small museum that to showed Bung Karno objects to belong to car that used by Bung Karno/ Hatta for separated.

3.    Mount of Menumbing in Muntok (History tourism)
Menumbing mount is at about 445 m. the distance is about 12 Kms from Muntok town, one of the hotel here had been used by the first president Soekarno during the independent movement against dutch colonialism. The hotel is located at the top mountain. To get there, visitors should follow a winding asphalted road, but with beautiful view and coal air.

4. Wisma Ranggam in Muntok (History tourism)
“wisma ranggam” can reaches by a car or motorcycle. It is located at just 3 Kms from muntok town. This house was built at 1927 by dutch colonialisme as a rest place tin employee. On 22nd December 1948, some leader of R. I Separated such as:          
1. Moh Hatta
2. Mr. Ag. Pringgodigdozz
3. Mr. Assa’at
4. Komodor Surya Darma
5. Mr. ali. Sastromijoyo
6. Mr. Moh. Roem
And the on Sunday, 6 february 1949 to follow: President R.I. Ir. Soekarno dan Menlu H. Agus Salim
Some note important in “wisma ranggam” history:
·         Consultation place UNCI, BFO and KTN, 22nd june 1945
·         Letter restoration again the capital of Yogyakarta by Ir. Soekarno to sri Sultan Hamengkubuwono IX
·         Bung Karno’s favourite food, likes penganan pelite, fafourite sharp and favourite fruit is durian
·         The leader or R.I come back again to Yogyakarta on 6 juli 1949
·         Proclaim’s Monument that sign by Bung Hatta on 7 august 1951,
o   Menumbing souvenirs, in underside
o   Souvenirs bring success, Bangka, Yogyakarta, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.

5. white pepper (Agro tourism)
Until this time Bangka island still popular as one of big white pepper investor. Until now in west Bangka regency have recorded more less 273 H white pepper garden. This gardens scattered in some village in west Bangka regency. The visitors who come can see how the white pepper will process prefix from picking, to put in water, until ready for selling. 

and many more. :)



Selasa, 17 Juni 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “ PENGAMATAN MORFOLOGI CENDAWAN “


I.                  PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat dilingkungan adalah fungi atau jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopik maupun yang berukuran makroskopik.Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler).Sel berbentuk benang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Sel bersifat eukariotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasite atau saprofit dan hidup pada tempat lembabatau tidak menyukai adanya cahaya.Fungi terbagi beberapa divisi antara lain Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota dan Chytridiomycota (Dwidjoseputro 1994).

Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang.Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Risma 2011).

 Keberadaan fungi atau cendawan sangat berlimpah dan mempunyai peranan yang sangat penting di alam termasuk dalam bidang pertanian.Dalam bidang pertanian peranan cendawan dapat merugikan dan menguntungkan.Cendawan simbiotik antagonistik atau sering disebut cendawan parasit merugikan produksi pertanian, sedangkan cendawan simbiotik mutualistik sangat menguntungkan. Simbiotik mutualistik cendawan yang mempunyai peran dalam pertanian diantaranya ialah mikoriza dan liken (Fardian 1992).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi.Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis.Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui tentang mikroskopik cendawan pada tapai, tempe, roti berjamur dan nasi basi.

1.2         Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan pengamatan morfologi cendawan. Cendawan yang akan diamati pada praktikum ini berasal dari tapai, tempe, roti berjamur dan nasi basi. Dan diminta untuk menyebutkan jenis cendawan yang digunakan untuk membuat tapai, tempe, roti berjamur dan nasi basi.


II.               TINJAUAN PUSTAKA

      Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari  organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar 1999).
      Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi  dalam reproduksi (Campbell 2004).
*      Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
1.      Mempunyai spoora
2.      Memproduksi spora
3.      Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
4.      Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
5.      Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo 2007)
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit.Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat.sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya (Dwidjoseputro 1994).
Ø  Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni:
-                       Tidak mempunyai klorofil
-                       Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda
-                       Berkembang biak dengan spora
-                       Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun
-                       Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
            -                       Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi (Irianto 2006).
Ø  Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni
a.       Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas (Waluyo 2007).
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan  struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih (Campbell 2004).
Secara lamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukkan spora dapat pula secara seksual dengan pembelahan nukleus dari kedua induknya (Waluyo 2007).
b.      Khamir
Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang tubuh dengan pembentukkan filamen. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-50 mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, berbentuk batat, bentuk apikal atau lemon, membentuk psedomiselium dan sebagianya (waluyo 2007).
Jmaur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia.Jamur dapat tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi.Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur.Dari jumlah tersebut dalam kehidupan memiliki peran                  masing – masing dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusia (Risma 2011).
Ciri – ciri jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai cirri – cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler ( benang – benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa              ( jalinan benang – benang halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ), tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora askus  atau basidium ( Irianto 2006).
Klasifikasi jamur, berdasarkan cara reproduksi secara generative, jamur dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan duotromycotina.
1.      Zygomycotina : Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora. Jamur Zygomycotina mempunyai cirri – ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora.
2.      Ascomycotina : Jamur kelompok ini namanya Ascomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan askuspora. Jamur ini termasuk kelas Ascomycotina mempunyai cirri – cirri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang menghasilkan askospora.
3.      Basidiomycotina : Jmaur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan basidiospora. Jamur yang termasuk kelas Basidiomycotina mempunyai ciri – ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa, bersekat, dibedakan hifa primer ( berinti satu ) dan sekunder ( berinti dua ), mengamdung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, membentuk badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi vegetatife dengan menghasilkan basidiospra.
4.       Duotromycotina : Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti ( jamur tidak sempurna ) atau Duotromycotina  karena belum diketahui cara perkembangbiakan seksualnya. Jamur yang termasuk Duotromycotina mempunyai ciri –ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa lebih singkat, dan reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora ( Campbell 2004).


III.           PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1         Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2013 pukul 07.30 s.d 09.05 WIB di Laboratorium MIPA, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung.

3.2         Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop cahaya, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, pinset dan spatula. Bahan yang digunakan pada praktikum adalah tapai, tempe, roti berjamur dan nasi basi.

3.3          Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini diawali dengan persiapan alat dan bahan yang digunakan.Pada masing-masing bahan ada perlakuan yang berbeda-beda.Pada tapai, dapat diambil dengan pipet tetes, yang mana sebelumnya tapai tersebut telah dilakukan perendaman selama sehari.Sehingga tapai tersebut menjadi benyek dan dapat biambil dengan pipet tetes. Pada tempe dan roti berjamur dapat diambil dengan pinset ataupun spatula, dikarenakan bahan tersebut padat. Pada nasi basi, cara pengambilannya sama dengan tapai yaitu dengan pipet tetes, karena bahannya mengandung air. Proses kerja selanjutnya yaitu, bahan yang telah diambil tadi segera ditetesi atau di letakkan pada masing-masing gelas objek, kemudian ditutup dengan gelas penutup. Hasil tersebut dapat dinamakan preparat. Preparat tersebut diletakkan pada mikroskop cahaya dengan perbesaran (10x0,25), sambil memandang lensa okuler, preparat digeser ke kiri dan kanan dan dari atas kebawah sampai bayangan objek terfokus jelas yakni dapat terlihat struktur mikroskopik pada cendawan. Setelah struktur mikroskopik pada cendawan terlihat, maka gambarlah hasil pengamatan tersebut.


IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Morfologi Cendawan
No.
Media Cendawan
Gambar
Keterangan
1
Tapai






Perbesaran 10x0.25
1.      Hifa
2.      Sporangium
3.      Sel tunggal
2
Tempe







Perbesaran 10x0.25
1.      Hifa aseptat
2.      Sporangium
3.      Sporangiofor
4.      Kolumela
5.      Miselium
3
Roti Berjamur








Perbesaran 10x0.25
1.      Hifa
2.      Sporangium
3.      Sel tunggal
4
Nasi basi







Perbesaran 10x0.25
1.      Sporangium
2.      Hifa

4.2         Pembahasan
            Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari  organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999).
            Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi  dalam reproduksi (Waluyo 2007).
           

            Pada praktikum dilakukan pengamatan morfologi cendawan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis cendawan mikroskopik dan mengetahui perbedaan struktur morfologi pada fungi tapai, tempe, roti berjamur dan nasi basi. Pengamatan mikroskopik yaitu pengamatan morfologi fungi dengan menggunakan mikroskop.
            4.1.1 Tapai
            Tapai merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi bahan baku yang diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tapai sebagai hasil fermentasi menghasilkan alkohol dan gula. Fermentasi dapat didefinisikan sebagai proses metabolisme dimana akan terjadi perubahan. Perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktifitas mikroba yang membusukkan bahan-bahan yang difermentasi (pada singkong) (Risma 2011).
                  Menurut Dwijoseputro (1994), ragi tape merupakan populasi campuran yang terdiri dari spesies-spesies genus Aspergilus, Saccharomyces, Candida, Hansenulla dan bakteri Acetobakter.Genus tersebut hidup bersama-sama secara sinergis.Jenis cendawan pada tapai adalah Saccharomycescerevisiae.Jamur kelompok ini namanya Ascomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan askuspora. Jamur ini termasuk kelas Ascomycotina mempunyai ciri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang menghasilkan askospora (Waluya 2005).
                  Berdasarkan hasil praktikum tentang pengamatan morfologi cendawan tapai.Jenis cendawannya adalah Saccharomycescerevisiae.Hasil pengamatan tapai untuk melihat struktur mikroskopik adalah terdapat hifa, sporangium dan bersel tunggal. Namun menurut Dwijoseputro (1994), Saccharomycescerevisiae merupakan bersel satu yang tidak memiliki hifa dan tubuh buah makroskopis. Ketidak senadaan ini dapat terjadi dikarenakan pada pengamatan cendawan, gambar yang dihasilkan pada mikroskop tidak jelas, akibatnya dalam penggambaran dan menentukan namanya terjadi kesalahan.
4.1.2 Tempe
            Berdasarkan hasil pengamatan cendawan pada tempe menunjukkan bagian mikroskopik berupa sporangium dengan spora berwarna hitam, sporangiofor (Hifa udara), kolumela dan tidak bersekat. Hal ini menunjukkan bahwa cendawan yang tumbuh pada tempe adalah Rhizopus sp. Menurut Fardiaz (1989), Jamur Rhizopus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: hifanya non septet, mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua, sporangiofortumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid, sporangio biasanya besar dan berwarna hitam, kolumela agar bulat dan afofisis berbentuk seperti cangkir, membentuk hifa negative yang melakukan penetrasi pada subsirat dan hifa fertile yang memproduksi sporangio pada ujung sporangiofor, pertumbuhannya cepat dan membentuk miselium seperti kapas. Hal yang memperkuat bahwa cendawan pada tempe berupa Rhizopusyaitu Hayati (2009) yang menyatakan bahwa beberapa Rhizopus yang berperan dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Berdasarkan hal tersebut dapat diduga bahwa pengamatan cendawan tempe termasuk diantara R. oligosporus dan R. oryzae. Menurut Pitt dan Hocking (1985 diacu dalam Dewi dan Aziz 2011), hal yang membedakan Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae yaitu panjang sporangiosfor R. oligosporus 150-400 mm lebih pendek dari R. oryzaeyaitu lebih dari 1.500 mm, sedangkan sporangium R. oligosporus80-120 mm lebih pendek dari R. oryzae.
4.1.3 Roti Berjamur
            Berdasarkan hasil pengamatan praktikum cendawan pada roti berjamur menunjukkan bagian mikroskopik yaitu berupa Sporangium, hifa yang bersel tunggal, hasil pengamatan ini diperkuat oleh Campbell (2004), bahwa roti berjamur merupakan cendawan yang memiliki hifa tidak bersekat (senositik), reproduksi seksual (dengan membentuk zigospora) dan aseksual (dengan membentuk sporangiospora). Jenis cendawan pada roti berjamur yaitu Rhizopus stolonife.Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora.Jamur Zygomycotina mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora (Indrawan 2009).
4.2.4 Nasi Basi
            Berdasarkan hasil pengamatan cendawan pada nasi basi menunjukan bagian mikroskopik yaitu berupa sporangium dan hifa.Jamur nasi basi hampir sama dengan roti berjamur. Jenis cendawan pada roti berjamur yaitu Rhizopus stolonifer.Jamur kelompok ini namanya Zygomycotinayang mempunyai ciri-ciri hifa senositik, menghasilkan Zigosporangium, dinding sel tersusun atas zat kitin dan mempunyai houstoria. Contoh jenis cendawan pada Zigosporangium: Rhizopus stolonifer, Mucor hiemalis, Beauveria bassiana dan Metarrhisium anisopliae (Fardiaz 1999).



V.               KESIMPULAN

5.1         Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa cendawan pada tapai tergolong cendawan Saccharomycescerevisiae, memiliki ciri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang menghasilkan askospora.Cendawan pada tempe tergolong cendawan Rhizopus sp, memiliki ciri-ciri yaitu hifanya nonseptik, sporangiofor tumbuh pada noda yang akan terbentuk Rhizoid, sporangia berbentuk bulat berwarna hitam dan kolumela berbentuk bulat.Pada roti berjamur tergolong cendawan  Rhizopus stolonife. Memiliki ciri-ciri hifa tidak bersekat (senositik), reproduksi seksual (dengan membentuk zigospora) dan aseksual (dengan membentuk sporangiospora).Sedangkan pada cendawan nasi basah tergolong cendawan Rhizopus stolonifer, memiliki ciri-ciri yaitu hifa senositik, menghasilkan Zigosporangium, dinding sel tersusun atas zat kitin dan mempunyai houstoria.



DAFTAR PUSTAKA
Waluyo L.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
Fardiaz. 1999. Divisi Fungi. Jakarta: Gramedia
Campbell NA. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Dwidjoseputro D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press
Pelczar, Micheal. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
Irianto K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Bandung: CV Yrama Wijaya
Risma. 2011. Tape Singkong (Peuyeum). http://undip.ac.id [26 November 2013]
Dewi K dan Asiz.2011.Perbedaan Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus.http://www.srib.com [26 November 2013]
Hayati L.2009. Peran Rhizopus sp. Dalam Pembuatan Tempe.http://www.scrib.com [26 November 2013]
Fardias.1992. Mikrobiologi Pertanian 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama