PENGERTIAN TELEVISI
Televisi adalah sebuah
media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar
bergerak beserta suara, baik itu yangmonokrom (hitam-putih) maupun berwarna.
Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa
Yunani dan visio(“penglihatan”) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat
diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.”
Penggunaan kata
“Televisi” sendiri juga dapat merujuk kepada “kotak televisi”, “acara
televisi”, ataupun “transmisi televisi”. Penemuan televisi disejajarkan dengan
penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
‘televisi’ secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve
ataupun tipi.)
Kotak televisi pertama
kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi
telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya
sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media
periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini
cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat
materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi
telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat bentuk
televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang
paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan
sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan
pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang
televisi ke penerima gelombang televisi.
Penyiaran TV biasanya
disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang
ditetapkan antara 54-890 megahertz[1]. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan
jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000,
siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini
perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran
digital.
Sebuah kotak televisi
terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di
antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat
tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut
sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam
berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB,
ATSC, ISDB dsb.) ataupundefinisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga
digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan
pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu
berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
Televisi amatir (ham TV
atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan
oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan
perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.
Televisi telah memainkan
peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer
digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet,
termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Artikel by Musa Angelo.
Pengertian
Televisi Menurut Para Ahli.
Televisi
adalah alat penangkap siaran bergambar yang berupa audio visual dan penyiaran
videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele
(jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “ melihat jauh”,
karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z. 2010:255).
Sedangkan menurut Adi Badjuri
(2010:39) televise adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio
visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan
televise, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa televise merupakan salah satu media massa elektronik yang
dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang
berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.
Televisi mempunyai
manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang
ditayangkan televisi. Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang
bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya.
Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap
dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah
acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial,
kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah
manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku
yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan
acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan
norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak. Maka secara
umum, fungsi televisi sama dengan fungsi media. Pendapat mengenai fungsi
televisi ini pun beragam. Akan tetapi secara umum ada lima fungsi televisi
yaitu sebagai alat informasi, media edukasi, fungsi kontrol serta menjadi media
penghubung antar geografis.
1)
Alat Informasi
Makanan adalah kebutuhan manusia yang paling dicari
setiap makhluk yang hidup, termasuk manusia. Setiap orang baik anak-anak,
dewasa, orang tua, dan siapapun semuanya membututuhkan makanan. Demi
memenuhi kebutuhaan perutnya, semua orang rela bersusah payah sekuat tenaga
hanya untuk mendapatkan sebuah makanan. Bahkan tak hanya satu kali dalam sehari
mereka membutuhkan makanan, akan tetapi tiga kali dalam sehari manusia membutuhkanya.
Begitulah gambaran informasi. Kebutuhan manusia akan informasi telah
menjadikannya layaknya sebuah makanan. Bahkan ketika awal mula manusia bangun
dari tidurnya, secara spontan informasi pula yang muncul dalam benaknya untuk
segera mengetahui jam berapa saat ia terbangun. Sederhananya, kebutuhan manusia
akan informasi setidak-tidaknya informasi itu sampai kepada mereka dari mulut
ke mulut. Hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan manusia sebagai makhluk
sosial.
Seperti layaknya makanan tadi, terkadang seseorang tak
akan puas hanya sarapan dengan sepiring nasi dengan lauk tempe. Kadang mereka
menginginkan adanya pelengkap seperti sayur, susu, buah-buahan, bahkan
terkadang bagi mereka yang terbiasa berpola hidup glamour, tak akan sudi
memakan makanan yang murah seperti di angkringan misalnya, Bagi orang
dengan tingkat sosial dan pendidikan yang tinggi, kebutuhan dalam mendapatkan
informasi ini tentu berbeda dengan mereka yang hidupnmya pas-pasan. Ada orang
yang puas hanya mendapatkan informasi dari perkataan seseorang saja, ada juga
orang yang merasa hidupnya belum lengkap apabila belum membaca koran, update
berita di internet, ataupun menonton televisi.
Kehadiran
televisi menjadi sangat penting sebagai sarana hubungan interaksi antara yang
satu dengan yang lain dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan, dan
persamaan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia ini. Dalam
hal ini, massa kemudian menjadi objek dari sebuah liputan di televisi.
Informasi berkaitan dengan massa kemudian diolah dalam proses olah data audio
visual sebagai paket dari pengemasan informasi. Kemudian ditransmisikan melalui
sebuah pancaran digital yang diterima masyarakat sebagai sumber informasi.
Sebagai
alat informasi, dari segi keefektiffitasan televisi tergolong media yang paling
banyak peminatnya dibandingkan dengan media yang lain. Ada beberapa hal yang
menjadi keunikan televisi dibandingkan dengan media yang lain yaitu: televisi
tidak membutuhkan kemampuan membaca seperti media cetak, tidak seperti film,
televisi adalah gratis, tidak seperti radio, televisi mengombinasikan gambar
dan suara, tidak membutuhkan mobilitas, seperti pergi ke bioskop misalnya,
satu-satunya medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia
artinya orang dapat menggunakan dalam tahun-tahun awal dan akhir dari kehidupan
mereka, dan juga tahun-tahun diantaranya.Inilah kelebihan televisi dibanding
dengan media yang lain.
Akan
tetapi di dalam kelebihan itu pula terletak kekurangan yang diakibatkan dari
media televisi sebagai alat informasi ini. Misalnya, menurunkan minat baca
masyarakat, terbukti dengan adanya televisi disamping harganya yang relativ
murah masyarakat lebih suka menonton televisi daripada membaca Koran ataupun
browsing di internet; sebagai alat informasi, televisi lebih banyak menyajikan
program hiburan daripada informasi atau pendidikan; televisi terkadang
mencontohkan secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan yang
terkadang berlawanan dengan kebudayaan Indonesia, akhirnya stabilitas nasional
pun semakin terancam.
2)
Media Edukasi
Perkembangan
zaman didunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan, merubah pola
pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.
Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Jika
dahulu orang ingin mempelajari sebuah ilmu pengetahuan, seseorang akan
mendatangi sang guru dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya secara
langsung. Berbeda dengan konteks yang ada di jaman sekarang. Kehebatan media
mampu mengambil alih peran guru dalam dunia pendidikan. Hampir segala bidang
terkait dengan keilmuan bisa kita dapatkan dimana-mana melalui media, terlepas
masalah penanggung jawab keilmuan yang disampaikanya. Sehingga banyak upaya
yang diusahakan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan media
pendidikan. Jadi, yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode,
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan.
v Julius
Lende (2012) dalam artikelnya yang mengutip dari Hamalik (1989) mengatakan
ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Media
pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata
“raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang
dapat diamati melalui panca indera kita,
b. Tekanan
utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar,
c. Media
pendidikan digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam pengajaran,
d. Media
pendidikan adalah alat bantu mengajar, baik di luar kelas
e. Berdasarkan
(c) dan (d), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara”
(medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan,
f. Media
pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat
pertaliannya dengan metode mengajar.
Dari
uraian tentang ciri-ciri media pendidikan seperti yang telah disebutkan di
atas, maka dapat saya katakan bahwa Televisi merupakan media pendidikan yang
sangat modern dan sangat cocok dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
v Julius
Lende (2012) dengan artikelnya yang mengutip dari Hamalik (1989), nilai atau
manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan
dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
“verbalisme”,
b. Memperbesar
perhatian para siswa,
c. Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap,
d. Memberikan
pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan siswa
e. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama dapat dalam gambar hidup
f. Membantu
tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan
berbahasa,
g. Memberikan
pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak dalam belajar.
Dengan
demikian tolak ukur sudut pandang media pendidikan terhadap tayangan di
televisi dipandang sebagai salah satu media pendidikan, dengan catatan apabila
tayangan tersebut dapat memberikan informasi yang berkualitas dan memiliki
nilai pendidikan moral dan ilmu pengetahuan.
3)
Kontrol Sosial
Dalam
konteks televisi sebgai kontol sosial, setidaknya televisi mempunyai sebuah
fungsi sebagai gambaran kehidupan sosial dalam suatu negara. Dalam hal ini maka
televisi berperan sebagai minatur sebuah negara. Melalui televisi itulah
seseorang dapat mengetahui bagaimana sebuah sistem kehidupan sosial itu
diciptakan. Untuk lebih konkritnya, sebuah kenyataan ini bisa kita lihat misalnya
ketika kita membandingkan sebuah produk film asli Indonesia dengan produk film
yang diproduksi oleh negara lain, dari situ kita bisa melihat perbedaan yang
sangat menonjol. Faktor kemajuan sebuah negara akan sangat terlihat dalam
sebuah produksi perfileman. Contohnya saja kita bisa membandingkan film yang
hingga sekarang masih mendominasi kancah layar kaca Indonesia adalah film yang
berbau mistis, percintaan, hingga pertikaian perebutan warisan. Hal ini akan
sangat berbeda jika kita bandingkan dengan produksi yang ada di negara yang
lebih maju. India misalnya, sekitar lima hingga sepuluh tahun yang lalu, hampir
setiap film yang disajikan di India ini mengangkat film yang bertemakan
percintaan yang identik dengan tarian-tarian khas masalnya. Tetapi di era saat
ini, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat yang dialami oleh
negara India, sekarang telah diproduksi film yang lebih mengangkat kepada tema
tekhnologi seperti film Ra One misalnya. Itulah realita yang ada dalam layar
kaca sebagai sebuah gambaran tentang kondisi soasial sebuah negara.
Selain
kita melihat dengan konteks di atas, peran media dalam kaitan fungsinya sebagai
kontrol sosial juga bisa kita lihat dengan aspek yang lain. Sebagai media yang
memungkinkan mudahnya teraksesnya informasi, maka sangat memungkinkan adanya
pertukaran informasi antar masyarakat, etnis, ataupun segala macam kebudayaan.
Sehingga secara social masyarakat dapat saling memperhatikan satu sama
lain demi terciptanya stabilitas social dalam sebuah Negara. Bahkan seiring
dengan teknologi pemancar televisi yang semakin canggih hingga akses televisi
seperti sekarang ini tak hanya kita nikmati dalam skala nasional saja akan
tetapi internasional. Denga demikian, pertukaran informasi dalam lingkup
internasional ini akan membawa dampak yang penting bagi kelangsungan hubungan
diplomasi antar negara. Sebagai fungsi ini, peran televise tak dapat
terelakkan. Misalnya adalah, ketika terjadi sebuah bencana, maka secara spontan
semua masyarakat akan tahu, bahkan hal itu akan sangat memungkinkan untuk
mendapatkan simpati dari Negara lain. Tentunya melalui televise. Maka secara
tanggap pula bantuan logistic untuk daerah yang tertimpa musibah akan segera
berdatangan dari negara-negara tetangga misalnya.
Selain
itu, apabila kia menelaah lebih dalam, di dalam konteks ini kita mengetahui
bahwa fungsi kontrol sosial ini pun apabila kita sesuaikan dengan falsafah
ideologi bangsa Indonesia yang tertera pada Pancasila, maka fungsi ini sangat
sesuai dengan sila ke-5 dari pancasila yang berbunyi, “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”. Bagi pemerintah, hal ini juga tak kalah pentingnya.
Sebagai pihak yang mengurusi kepentingan rakyat, maka sebagai pemerintah yang
baik tak akan ketinggalan informasi yang ada di negaranya. Kemudian secara
tanggap tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dapat terkonsep
dn terlaksana dengan baik. Sebagai fungsi kontrol sosial ini pula maka akan
tercipta sebuah transparasi pemerintahan yang secara terbuka sejak era
reformasi ini seluruh lapisan masyarakat bisa mengetahui jalanya pemerintahan
sehingga melalui media pula kasus korupsi yang terjadi di Indonesia ini satu
per satu semakin terungkap.
4)
Fungsi hiburan
Sekarang
ini, Indonesia sedang dalam era pancaroba, dimana ketika memasuki gerbang zaman
globalisasi yaitu masa dimana segala bidang kehidupan berada diambang tinggal
landas seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Hal ini tidak mengecualikan kemajuan yang begitu pesat dalam berbagai
bidang termasuk salah satunya industri hiburan, apalagi hal ini salah satunya
dipicu oleh ambisi mengejar rating di hati masyarakat.
Tidak
seperti zaman nenek moyang dahulu, masyarakat kita sekarang ini disuguhi
berbagai macam media hiburan dari panggung hiburan hingga media yang lebih
bersifat personal seperti televisi. Jika jaman dahulu sebelum tiba masa trend
televisi masyarakat lebih mencari kegiatan hiburan secara langsung dengan
pertunjukan misalnya seperti ketoprak, wayang dan lain sebagainya, namun lain
halnya dengan sekarang dimana masyarakat lebih dimanjakan dengan media hiburan
yang ada di televisi. Hadirnya televisi di tengah hiruk pikuk kehidupan ini
dapat membangkitkan gairah masyarakat mulai dari perkotaan hingga
pelosok-pelosok desa. Apalagi sekarang stasiun-stasiun televisi swasta banyak
bermunculan mewarnai layar kaca dengan suguhan-suguhan yang lebih memanjakan
pemirsa terutama dengan sajian hiburanya. Bahkan setiap pengelolanya berebut
“prime time “(waktu tayang terbaik) demi mendapat tempat spesial di hati
pemirsanya.
Memang
hadirnya televisi pada sebuah rumah tangga bukan menjadi kebutuhan mewah lagi.
Hal ini terbukti bahwa yang dulunya televisi hanya bisa dinikmati kaum elite
saja, namun sekarang rakyat jelata pun juga memiliki televisi. Jadi televisi merupakan
media entertainment yang sudah merakyat dan digandrungi berbagai kalangan.
Fugsi media yang satu ini, hampir semua masyarakat tahu bahwa televise
berfungsi sebagai hiburan. Kenyataan ini memang benar.bisa kita amati hamper di
semua stasiun televise tak ada yang meninggalkan sebuah program yang sifatnya
hiburan. Bahkan sebuah acara berita sebagai fungsi informasi saja sekarang
telah banyak media yang membuat konsep acara berita seperti komedi. Ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menikmati keberadaan media sebagai
media hiburan dibandingkan dengan fungsi yang lain.
5)
Media penghubung secara geografis
Dahulu,
jika seseorang ingin pergi ke sebuah tempat yang ia inginkan, maka ia harus
menempuh suatu perjalanan dengan kaki maupun dengan perjalanan kuda yang tak
sedikit memakan waktu berhari-hari bahkan mungkin hingga berbulan-bulan.
Kenyataan yang telah berubah sedemikian cepatnya seperti yang terjadi saat ini,
untuk menempuh sebuah perjalanan dengan lingkup yang luas sekalipun, bahkan ke
seluruh penjuru dunia yang ia inginkan, hanya dengan hitungan beberapa jam saja
ia sudah sampai ke tempat tujuan tersebut dengan fisik tubuh yang menyertainya.
Apalagi sebuah komponen data yang sangat lembut yang secara fisik tidak bisa
kita lihat, seperti halnya sebuah sinyal yang membawa informasi, dalam hitungan
menit bahkan detik, informasi yang kita kirimkan sudah bisa diketahui oleh
pihak yang kita tuju. Inlah kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin
pesat sehingga waktu yang lama terasa semakin cepat, sebuah wilayah yang luas
semakin terasa sempit. Segala pekerjaan manusia semakin mudah untuk dilakukan.
Semakin mudah untuk diselesaikan dengan teknologi.
Marshall
McLuhan dengan teorinya yang desebut sebagai teori ekologi media membuat sebuah
asumsi bahwa, media melingkupi setiap tindakan di
dalam masyarakat, media memperbaiki
persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita, media menyatukan seluruh
dunia, kemudian dikenal dengan istilah “desa global” yaitu sebuah Pemikiran
bahwa manusia tidak lagi dapat hidup dalam isolasi melainkan akan selalu
terhubung oleh media elektronik yang bersifat instan dan berkesinambungan.
Disinilah kemudian secara geografis sebuah dunia yang luas akhirnya dengan
perantaraan televise sebagai media penghubung menjadikan dunia layaknya hanya
sebuah lingkup kecil desa yang semua orang dapat mengakses informasi ke seluruh
penjuru dunia dengan televisi.
ü Fungsi
televise menurut Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) menjelaskan ada 4 Fungsi
komunikasi Massa, yaitu:
1. To inform
2. To entertain
3. To persuade
4. Transmission culture
1. To inform
2. To entertain
3. To persuade
4. Transmission culture
Dengan dasar tersebut kita bisa
menganalisis fungsi televisi sebagai media komunikasi massa dalam era modern
ini.
1. To
inform, artinya adalah untuk menginformasikan, maka televise memiliki fungsi
sebagai penyampai informasi . jurnalisme mengambil kedudukan penting disini.
Karena tugas dari jurnalistik sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan
menyiarkan berita yang layak disampaikan kepada khalayak ramai.
2. To
entertain, artinya adalah untuk menghibur. Bias kita lihat bersama dalam
perkembanganya ternyata televise memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam
hiburan. Aktifitas hiburan ini bias dicontohkan misalnya acara konser music,
pentas seni, acara komedi, ataupun acara lainya yang menghibur. Berikut ini
adalah aktifitas komunikasi masa dalam dunia hiburan: Masyarakat Individu
Seb.Kelompok tertentu Kebudayaan
Fungsi Pelepasan lelah bagi kelompok massa Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan Disfungsi Mengalihkan public, menghindarkan aksi sosial Meningkatkan kepastian, memperindah cita rasa, memungkinkan pelarian / pengasingan diri Memperlemah estetik “ budaya pop” Charles R Wright 1988.
Fungsi Pelepasan lelah bagi kelompok massa Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan Disfungsi Mengalihkan public, menghindarkan aksi sosial Meningkatkan kepastian, memperindah cita rasa, memungkinkan pelarian / pengasingan diri Memperlemah estetik “ budaya pop” Charles R Wright 1988.
3. To
persuade artinya adalah untuk membujuk. Televise sebagai media komunikasi juga
memiliki fungsi untuk membujuk khalayak misalnya kita bisA melihat pada sisi
iklan komersial yang mengisi celah acara. Iklan – iklan tersebut membujuk para
khalayak untuk melihat, memahami dan mengetahui maksud dari iklan tersebut.
Tentulah maksud dari iklan tersebut adalah khalayk mau membeli produk yang
ditawarkan oleh iklan tersebut.
Bukan hanya iklan saja
yang bias membujuk, ternyata kejadian ataupun peristiwa yang ditayangkan dalam
televise juga bias membangkitkan sikap – sikap tertentu. Misalnya berita
mengenai bencana alam , ini menggugah hati para pemirsa untuk ikut membantu para
korban dengan cara-cara tertentu. Kemudian misalnya pada saat pemilu,
masyarakat bias memilih pemimpin mana yang akan dipilih selain iklan, citra
yang diberikan oleh jurnalistikpun bias.
4. Transmission
of culture. Adalah suatu factor yang memberikan petunjuk yang mengelilingi
media massa itu sendiri . yang secara serempak mengukuhkan status quo dan
memunculkan perubahan. Ada dua tingkatan dalam transmisi budaya. Dimana
keduanya terjalin konstan. Yaitu tingkatan kontemporer dan historis. Pada
tingkatan kontemporer bias kita lihat pada peran dari televise. Televise bukan
hanya sebagai cermin , tapi juga sebagai pengikat waktu. Dimana darimasa kemasa
selalu memberikan perkembangan, tentunya perkembangan itu memberikan suatu
perubahan dalam struktur social yang mana perubahan itu menjadi tanggung jawab
dari televise. Kita misalkan tayangan ataupun acara music yang sekarang
disiarkan sangat gencar dlam televise swasta, tanpa sadar music pop ataupun rock
yang sering ditampilkan tersebut telah meluntturkan kebudayaan dari daerah
sendiri. Misalnya lagu daerah ataupun lagu kebangsaan sendiri. Kemudian
tingkatan historis , yaitu dengan mendapatkan informasi dari televise para
pemirsa bias mengambil beberapa pengalaman untuk membimbing masa depannya.
Karakteristik Televisi
Didalam
buku Elvinardo (2007:137-139) terdapat 3 macam karakteristik televisi, yaitu:
1.
Audiovisual
Televisi
memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar
sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar
kata-kata, music dan efek suara, maka khalayak televise dapat melihat gambar
yang bergerak, maka dari itu televise disebut sebagai media massa elektronik
audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada
kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
2.
Berfikir
dalam gambar
Ada
2 tahap yang dilakukan proses berfikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi
yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambaran
secara individual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3.
Pengoprasian
lebih kompleks
Dibandingkan
dengan rasio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks dan lebih
banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk
mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil
dan terlatih.
Kekuatan dan Kelemahan Televisi
Menurut
skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalh memberikan gambaran bila
dibandingkan dengan media lainnya ( radio, surat kabar, majalah, buku dan
sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan
gabungan dari media dengan gambaran. Bisa bersifat informative, hiburan, maupun
pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsure tersebut.
Ada 4 kekuatan televisi yaitu:
(Syahputra, 2006:70)
1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi
televise menggunakan elektromagnetik, kaabel-kabel dan fiber yang dipancarkan
transmisi melalui satelit.
2. Sasaran yang dicapai untuk
menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau
pemberitaan cukup cepat.
3. Daya rangsang terhadap media
televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya
yang bergerak (ekspresif).
4. Informasi atau berita0berita yang
disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis.
Kelemahan Televisi, yaitu :
(Syahputra, 2006:70)
1. Media televisi terikat waktu
tontonan.
2. Televisi tidak melakukan kritik
social dan pengawasn sosial secara langsung dan vulgar.
3. Pengarh televisi cenderung menyentuh
aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi
pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak,
informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.
Program Acara Televisi
Secara
teknis program televise diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran
televise dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam
(vertical programming) setiap harinya (Soenarto, 2007:1).
Sedangkan
menurut Naratama dalam buku “Sutradara Televisi: Dengan Angle dan Multi Camera”
(2004:63), mengatakan bahwa program televise adalah sebuah perencanaan dasar
dari suatu konsep acara televise yang akan menjadi landasan kreatifitas dan
desain produk yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan
dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Jenis Program Televisi
Menurut
morissan (2008:207) program televisi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Program
Informasi
Program
informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan
(informasi) kepada khalayak audien. Dalam hal ini program informasi terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Berita
Keras (Hard news)
Sebuah berita yang sajiannya berisi tentang segala
informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak.
b. Berita
Lunak (Soft news)
Sebuah program berita yang menyajikan informasi
penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan
pada satu program tersendiri di luar program berita.
2.
Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk
siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita
dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori ini adalah drama musik dan
permainan.
Infotanimen
Kata
“infotaniment” merupakan singkatan dari information dan entertainment yang
berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian
informasi yang bersifat menghibur (Morissan, 2005:284).
Infotainment
merupakan berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang
dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagian besar dari mereka bekerja
pada industry hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi, dan sebagainya,
maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment (Morissan, 2008:27).
Didalam
buku Iswandi Syahputra yang berjudul Jurnalistik Infotainment (2006, 153)
menerangkan bahwa infotainment menjadi semacam lembaga yang siap menampung
siapa saja yang ingin menyodorkan tontonan publik.
Infotainment
berhak menggunakan kata-kata publik karena infotainment sudah menjalankan
misinya sebagai media massa yang berpihak dan mengabdi untuk kepentingan publik
(sSyahputra, 2006:122).
Namun tanpa sadar, infotainment
telah mengembangkan “sebuah jurnalisme yang membenarkan mengatasnammakan
publik, tetapi publik tak memainkan peran apapun selain sebagai audien”,
(Syahputra, 2006:154).
Kode Etik Jurnalistik
Menurut Oxford advance Learner’s
Dictionary of Current English, kode adalah system aturan-aturan dan
prinsip-prinsip yang telah disetujui dan diterima oleh masyarakat atau kelas
tertentu atau kelompok tertentu (Soehoet, 2002:9).
Secara harfiah kata “etika” berasal
dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti bantuan moral atau tradisi yang
mengatur sebuat budaya. Jadi, etika bias disebut sebagai peraturan atau standar
yang mengatur prilaku seseorang (Biagi, 2010:418). Sedangkan Jurnalistik adalah suatu pengelolahan laporan harian yang
menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada
masyarakat (Effendy 2006:151).
Dari
pengertian diatas, penelitian dapat menyimpulkan bahwa kode etik jurnalistik
adalah norma atau landasan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan
dalam melaksanakan tugasnya dalam mencarai, mengumpulkan serta menyajikan
berita. Kode etik jurnalistik member arahan tentang apa yang seharusnya
dilakukan serta hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang jurnalis.
Kode Jurnalistik Wartawan Indonesia
Dalam menjalankan kegiatan
kewartawanannya, para jurnalis ditutut untuk mematuhi kode etik jurnalistik
yang telah ditetapkan oleh dewan pres. Menurut UU Republik Indonesia nomor 40
tahun 1999 tentang Pers, bab 1 ketentuan umum pasal 1 point 14 menjelaskan
bahwa kode etik jurnalistik adalah himpunan etika propesi kewartawanan. Kode
etik jurnalistik ini merupakan pedoman operasional dalam melaksanakan tugas
wartawan atau jurnalis secara professional dan tidak melanggar hukum.
Adapun kode etik jurnalistik
wartawan Indonesia yang menyangkut tentang tata cara pemmberitaan yang berkaitan
dengan penelitian ini adalah pasal 5.
“ Wartawan menyajikan berita secara
berimbang dan adil mengutamakan ketetapan dari kecepatan serta tidak
mencampuradukkan fakta dan opini. Tulisan yang berisi interpretasi dan opini,
disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”.
Kode Etik Jurnalistik Televisi
Ikatan
Jurnalistik Televisi Indonesia yaitu untuk menyampaikan beritanya haruslah
mematuhi pasal 5 dalam hal cara pemberitaannya.
Dalam menanyakan sumber dan bahan
berita secara akurat, jujur dan berimbang, jurnalis televise Indonesia:
1. Selalu mengevaluasi informasi
semata-mata berdasarkan kelayakan berita, menolak sensasi, berita menyesatkan,
memutar balikkan fakta, fitnah, cabul, dan sadis.
2. Tidak menayangkan materi gambar
maupun suara yang menyesatkan pemirsa.
3. Tidak merekayasa peristiwa, gambar
maupun suara untuk dijadikan berita.
4. Menghindari berita yang memungkinkan
benturan yang berkaitan dengan masalah SARA.
5. Menyatakan secara jelas
berita-berita yang bersifat fakta, analisis, komentar dan opini,
6. Tidak mencampur adukkan berita
dengan advertorial.
7. Mencabut atau meralat pada
kesempatan pertama setiap pemberitaan yang tidak akurat, dan memberikan
kesempatan hak jawab secara proposional bagi pihak yang dirugikan.
8. Menyajikan berita dengan menggunakan
bahasa dan gambar yang santun dan patut, serta tidak melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan.
9. Menghormati embargo dan off the
record.
Dalam kode Etik Jurnalistik Televisi
yang tercantum dalam pasal 5 diatas, penelitian hanya mengambil 5 ayat yang
terdapat didalamnya, yaitu pada ayat 1,2,3,4,7 dan 8.
PERAN
TELEVISI
Televisi telah memainkan
peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer
digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet,
termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Artikel by Musa Angelo.
Televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola
pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media
yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat
berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau
keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya
yang baik.
Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa: Stasiun
Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang
dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli
grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi
dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa
televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu
tempat atau kantor
Universitas Sumatera
yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan
demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang
akan di publikasikan.
Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang
dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan
(2004: 2) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang
membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa
dan suara”.
Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa:
Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual,
teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang
disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada
bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan
daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan
serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal
berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh
rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu
pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan
menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang
beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.
Peran
Televisi Sebagai Media Komunikasi Visual
Televisi adalah
gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimatra dinamis (moving
audiovisual media),5 bahasa rupa inilah yang dianggap paling pesat
perkembangannya. Tabrani (1992) melihat bahwa dari segi sejarah memang bahasa
rupa lainnya banyak mengacu pada bahasa film dan televisi. Bahasa rupa foto
(gambar statis) tumbuh sangat perlahan dan segera terkejar, dilanda oleh bahasa
rupa film kemudian muncul televisi (gambar dinamis). Gambar dinamis inilah yang
pesat sekali merambah ke seluruh dunia.
Tidak dapat
dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar saja. Peranannya sebagai media
komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-masa yang lain. Temuan Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia tahun 1996 yang dilansir majalah [aikon!] media alternatif
menyebutkan bahwa kekuatan besar televisi yang tidak pernah dibayangkan oleh
Paul Nipkow sekalipun ketika dia mematenkan Jantra Nipkow yang menjadi
cikal-bakal televise mekanis; temuan itu memaparkan bahwa anak-anak Indonesia
(usia 6-15 tahun) “harus menyisihkan” waktu 22-26 jam per minggu untuk menonton
televisi. Bahkan anak Amerika sejak usia delapan belas bulan sudah secara
mendalam dikonfrontasikan pada medium televisi. Pada akhir humaniora-nya jumlah
jam menonton televisi dari anak-anak muda Amerika mencapai 16.000 jam. Ketika
usia mencapai 20 tahun secara total hamper mencapai juta reclamesport atau
mencapai rata-rata 1000 per pekan (Tondowidjojo 1999:57).
PROSES PRODUKSI SIARAN TELEVISI
Dalam Proses pembuatan sebuah film atau siaran acara
televisi,terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan,yang mana
tahapan-tahapan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil sebuah siaran
yang akan ditayangkan. Adapun tahapan-tahapan tersebut di antara lain :
A. PRE PRODUCTION PLANNING
Praproduksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film.
Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, diantaranya
meliputi perencanaan, menentukan ide,menentukan jadwal pengambilan gambar,
mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran,
mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus penyewaan
peralatan produksi film, dan juga persiapan produksi, pasca-produksi serta persiapan-persiapan lainnya.
1.
Ide
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video
dan televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali
sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya,
novel, cerita nyata, dan lain-lain.
Di samping itu Riset sangat
diperlukan setelah Anda telah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi
sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan
mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis.
Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang
atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau
substansi yang akan ditulis.
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang
terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline
dari informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada
umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau
deskripsi singkat mengenai program yang akan Anda tulis. Sinopsis dan outline
akan membantu memfokuskan perhatian Anda pada pengembangan ide yang telah
Anda pilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi
gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita buat.
Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah
dibuat yang meliputi outline, synopsis dan treatment. Seorang penulis
harus memiliki kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah.
Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang
diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi
deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan property yang
akan direkam ke dalam program video. Treatment juga menggambarkan
tentang sistematika atau sequence program video atau televisi yang akan diproduksi.
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment
yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan,
tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat
substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi
program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis
harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah
untuk melihat kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf
naskah harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content
expert) dan ahli media (media specialist).
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah
diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final
merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content
expert dan ahli media.
2.
Perncanaan
Dalam proses produksi sebuah
siaran televisi,unsur perencanaan harus ada, agar langkah-langkah yang akan
dilakukan akan menjadi mudah dan terarah.karena sudah adanya perencanaan Adapun
hal-hal yang ada dalam sebuah perencanaan antara lain :
·
Stafing/
Crew
Pembentukan sebuah staf atau crew yang benar-benar
berkopeten dengan bidang dan kemampuannya.dalam hal ini seorang produser
program hendaknya benar-benar memperhatikan dalam penentuan crew yang
benar-benar layak untuk dipilih,hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah team
yang soulit.
·
Bageting/Biaya
Bageting atau biaya juga harus benar-benar sudah
diperhitungkan dalam sebuah perencanaan,hal ini bertujuan untuk menentukan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi Program siaran
tersebut.
·
Menentukan
Waktu
Menentukan waktu atau menyusun scedul produksi,hal ini
bertujuan agar proses produksi lebih terarah. Dan selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
·
Rapat
Crew
Kegiatan ini merupakan bagian dari Perencanaan dari
Proses sebuah Produksi Siaran Televisi,yang mana bertujuan agar seluruh crew
benar-benar paham dan mengerti dengan apa yang akan dikerjakannya.oleh karna
itu dilakukannya tapat crew yang bermaksud untuk memberi arahan sebelum
dilakukannya shooting.
3. Persiapan
Setelah melewati tahap
perencanaan,yang mana seperti yang telah dijelaskan di atas,maka tahap
selanjutnya adalah Persiapan. Pada tahap persiapan ini,semua tim harus mempersiapkan
segala sesuatu yang butuhkan sebelum shooting atau proses pengambilan gambar
berlangsung. Baik dari segi Peralatan,operasional dilapangan,dan lain
sebagainya. Namun tak lepas dari itu semua, terdapat dua hal penting yang harus
dipersiapkan,yaitu Breakdown dan Shooting Script.
o
Breakdown
Merupakan sebuah tabel kegiatan yang mana berisi tentang
jadwal kegiatan shooting berlangsung dan lengkap dengan penanggung jawab,dan
properti apa saja yang dibutuhkan,serta tanggal dan jam kegiatan dilaksanakan.
Breakdown ini berfungsi sebagai panduan untuk mempermudah setiap team
memahami dan mengerti akan apa saja yang harus ia kerjakan dan ia
persiapkan,sehingga dengan adanya breakdown ini pekerjaan akan lebih terarah
dan berjalan rapi karena sudah ada susunan kegiatan yang sudah diatur.
o
Shooting Script
Shoting script memiliki sedikit kesamaan dengan
breakdown,hanya saja pada shooting scrip hanya berisi kumpulan dari setiap
shine,yang telah dikelompokkan –kelompokkan berdasarkan lokasi shootingnya.hal
ini bertujuan untuk mempermudah proses pengambilan gambar sehingga tidak rumit
dan berpindah pindah.
Disamping itu, di dalam shooting screapt juga berisi
tentang instruksi-instuksi angel/sudut pengambilan gambar, seperti long
shoot,medium shoot.closeUp,Penlife,penright dan lain lain-lain .yang tentunya
sudah disesuaikan dan diselaraskan dengan alur cerita /naskah.
B. SET UP AND REHEARSEL
Tahapan ini disebut juga dengan tahap Pengesetan ,yang mana seluruh
hal-hal yang berhubungan dengan teknis dilapangan baik dekorasi tempat,
tatacahaya, tatasuara dan kamera. Seluruhnya harus melalui proses pengesetan
atau diatur agar sesuai terhadap konsep yang telah ditentukan dalam
breakdown, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan teknis
dilapangan.
Di samping itu, dalam tahap ini juga dilakukan gelade atau latihan. Di sini
seluruh artis yang akan berperan dalam naskah dilatih sesuai dengan karakter
(Blocking Artis)yang tertulis dalam naskah. Blocking alat dan lain sebagainya.
C. PRODUCTION
Proses pengambilan gambar dari setiap scene yang talah
dituankan ke dalam shooting screapt berdasarkan naskah yang ditulis, di sinilah
ujung penentu baik tidaknya sebuah produksi dilihat dari proses produksi
tersebut. Maka peran sutradara dan semua team sangan menunjang dalam
penyelesaian suatu produksi siaran
D. PASCA
PRODUCTION
Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari
sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi ini
terdapat beberapa proses lagi di antaranya :
Ø
Editing
Merupakan
penggabungan dari beberapa scene yang telah dishooting pada saat tahap
produksi,yang mana disusun dan disesuaikan dengan naskah .
Ø
Mixing
Merupakan rangkaian
dari proses editing ,yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound,atau
suara baik berupa beck sound maupun narasi.
Ø
Revew
Memutar ulang hasil
produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji ulang kembali ,guna mengantisipasi
akan terjadinya kesalahan-kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.
Ø
Revisi
Memperbaiki dan
menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila terdapat perubahan-perubahan
yang dihasilkan dari proses revew di atas.
Ø
Hasil Akhir
Merupakan proses
finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang mana hasil tersebut
memang sudah benar-benar layak untuk On Air atau layak siar.
Ø
On Air
Proses penyiaran
hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.
KEMAMPUAN
REPORTER
Reporter
adalah seseorang yang menyampaikan berita dari lokasi terjadinya sebuah
perisitiwa. Reportase yang disampaikan bisa rekaman bisa juga disiarkan secara
langsung. Karena itulah reporter dituntut mempunyai kemampuan jurnalistik yang
mumpuni.
Reporter,
dituntut memiliki keberanian, mempunyai semangat tinggi, optimis, tahu sopan
santun, juga mampu membangun komunikasi yang baik. Juga, terdapat tiga nuansa,
yang menjadi modal seorang reporter dalam mencari berita.
1. Terkait
nuansa pribadi. Dalam konteks ini, reporter perlu memiliki keterampilan, dan
kecakapan dalam mengajukan pertanyaan yang mengena saat wawancara, tandas,
lugas, dan mampu menimbulkan jawaban yang multiaspek. Karena itu reporter harus
memiliki pengetahuan, wawasan, pengalaman, idealisme, dan tanggung jawab
profesi.
2. Terkait nuansa produktivitas. Dalam hal ini,
reporter mesti mampu menghasilkan wawancara yang tidak hanya bersifat
"hangat-hangat tahi ayam,"
namun juga harus mampu menghadirkan hasil liputan yang berkelanjutan,
sesuai dengan kemauan dan keinginan pemirsa.
3. Nuansa
kreativitas. Reporter harus mengembangkan imajinasi dan wawasannya, sehingga
dapat melahirkan ide-ide baru sebagai modal untuk wawancara.
Seorang reporter harus memiliki
kemampuan yang ad didalam reporter. Kemampuannya adalah:
1) Mampu
berbicara. Segala sesuatu yang ia saksikan dapat dijelaskan secara cepat
dan tepat seperti air mengalir yang
tidak ada hambatan.
2) Teliti
dalam menyampaikan informasi kepada pendengar. Reporter tidak boleh asal
bicara, apalagi menggunakan kalimat yang tidak tepat atau tidak senonoh.
3) Mengetahui
teknis pelaporan dan memiliki suara yang baik. Reporter juga sebaiknya
menguasai penggunaan peralatan teknis, terutama untuk mengetahui alat bantu apa
yang digunakan saat suara rendah, perlahan-lahan, memilukan, atau bersemangat
dan bersorak (kegiatan olahraga).
MANAJEMEN
PERTELEVISIAN
Manajemen stasiun televisi, umumnya
melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1. Divisi
Program
Berperan
dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam
tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan,
research and development, dan traffic.
2. Divisi
Produksi
Berperan
dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari
musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi
departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga
fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan
sebagainya.
3. Divisi
Pemberitaan
Berperan
dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular,
program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi
ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan
pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional
dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter,
kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.
4. Divisi
Teknik
Berperan
dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan
seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas
master control, maintenance,
IT, transmisi, dan pendukung teknik.
5. Divisi
Pemasaran
Berperan
dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan
iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan
administrasi pemasaran.
6. Divisi
Keuangan
Berperan
dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi
departemen finance, accounting, dan auditing.
7. Divisi
HRD dan Legal
Berperan
dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana
dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau
legal.
Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.
Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.
Pada perkembangannya, stasiun
televisi juga mencoba memodifikasi organisasi perusahaan, dengan merampingkan
jumlah divisi dan menggambungkan dengan divisi lain. Misalnya, Divisi Program
yang juga harus menghandle Subdivisi Produksi dan Subdivisi Pemberitaan.
Disebut subdivisi, karena berada di bawah divisi namun secara kapasitas
melebihi departemen. Tapi untuk divisi-divisi lain tetap berdiri sendiri dan
sulit dileburkan ke dalam divisi lain. [syaiful HALIM, Wartawan Ecek-Ecek,
2009].
BROADCASTING (PENYIARAN)
Broadcasting adalah distribusi audio
dan atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton. Para penonton
mungkin masyarakat umum atau sub-relatif besar penonton, seperti anak-anak atau
orang dewasa muda. Broadcasting, atau penyiaran radio dan televisi adalah media
massa, alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi
program radio (audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada
pendengar dan penonton.
Proses
Penyiaran:
Proses penyiaran terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan
ide itu disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide yang dalam
hal ini adalah komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan
yang dapat dikirimkan baik verbal maupun nonverbal melalui
saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau
khlayak luas (komunikan). Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur
yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian
disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan
menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun
televisi.
1. Studio
merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun penyiaran, sebagai sub
sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk
penyedia program-program reguler yang bersifat berkesinambungan. Sistem studio
pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem seperti bagian audio, video
sistem, dan pencahayaan serta dilengkapi prasarana seni atau gambar sebagai
pendukung produksi khususnya untuk produksi audio visual. Studio merupakan
tempat produksi informasi sekaligus menyiarkan, yakni mengubah ide dan gagasan
menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara.
2. Transmitter
merupakan salah satu unsur dalam proses penyiaran yang berfungsi mengantarkan
gambar dan suara dari studio berupa gelombang elektromagnetik yang membawa
muatan informasi untuk dipancarkan atau disalurkan melalui kabel atau serat
optik. Ada tiga cara sistem satelit komunikasi Sistem DBS (Panduan Satelit
Penyiaran), Sistem Semi DBS, serta sistem gabungan (penyaluran dan satelit).
3. Pesawat
Penerima merupakan alat yang berfungsi mengubah gelombang eektromagnetik
yang membawa muatan informasi berupa signal suara dan atau signal suara dan
signal gambar proyeksi menjadi bentuk pesan yang dapat dinikmati.Pancaran
gelombang elektromagnetik yang membawa muatan signal suara yang terbentuk
melalui microphone, kemudian panaran ini diterima oleh sistem antena untuk
diteruskan ke pesawat penerima, dan signal suara itu diubah kembali menjadi
suara di dalam audio loudspeaker. Bandung Proses ini menghasilkan siaran
radio, sedangkan gelombang elektromagnetik yang masih membawa signal suara,
yang dihasilkan oleh michrophone dan signal gambar proyeksi, yang dihasilkan
oleh sisten lensa dan kemudian diubah menjadi signal gambar di dalam tabung
pengambil gambar maka proses ini menghasilkan siaran televisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar