Jumat, 09 Mei 2014

Dunia Televisi




PENGERTIAN TELEVISI
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yangmonokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa Yunani dan visio(“penglihatan”) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Penggunaan kata “Televisi” sendiri juga dapat merujuk kepada “kotak televisi”, “acara televisi”, ataupun “transmisi televisi”. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz[1]. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupundefinisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.
Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Artikel by Musa Angelo.
Pengertian Televisi Menurut Para Ahli.
            Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “ melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z. 2010:255).
Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010:39) televise adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televise, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televise merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.
 Televisi mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi. Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak. Maka secara umum, fungsi televisi sama dengan fungsi media. Pendapat mengenai fungsi televisi ini pun beragam. Akan tetapi secara umum ada lima fungsi televisi yaitu sebagai alat informasi, media edukasi, fungsi kontrol serta menjadi media penghubung antar geografis.
1)      Alat Informasi
Makanan  adalah kebutuhan manusia yang paling dicari setiap makhluk yang hidup, termasuk manusia. Setiap orang baik anak-anak, dewasa, orang tua, dan siapapun semuanya membututuhkan makanan. Demi  memenuhi kebutuhaan perutnya, semua orang rela bersusah payah sekuat tenaga hanya untuk mendapatkan sebuah makanan. Bahkan tak hanya satu kali dalam sehari mereka membutuhkan makanan, akan tetapi tiga kali dalam sehari manusia membutuhkanya. Begitulah gambaran informasi. Kebutuhan manusia akan informasi telah menjadikannya layaknya sebuah makanan. Bahkan ketika awal mula manusia bangun dari tidurnya, secara spontan informasi pula yang muncul dalam benaknya untuk segera mengetahui jam berapa saat ia terbangun. Sederhananya, kebutuhan manusia akan informasi setidak-tidaknya informasi itu sampai kepada mereka dari mulut ke mulut.  Hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial.
Seperti layaknya makanan tadi, terkadang seseorang tak akan puas hanya sarapan dengan sepiring nasi dengan lauk tempe. Kadang mereka menginginkan adanya pelengkap seperti sayur, susu, buah-buahan, bahkan terkadang bagi mereka yang terbiasa berpola hidup glamour, tak akan sudi memakan makanan yang murah seperti di angkringan  misalnya, Bagi orang dengan tingkat sosial dan pendidikan yang tinggi, kebutuhan dalam mendapatkan informasi ini tentu berbeda dengan mereka yang hidupnmya pas-pasan. Ada orang yang puas hanya mendapatkan informasi dari perkataan seseorang saja, ada juga orang yang merasa hidupnya belum lengkap apabila belum membaca koran, update berita di internet, ataupun menonton televisi.
Kehadiran televisi menjadi sangat penting sebagai sarana hubungan interaksi antara yang satu dengan yang lain dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan, dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia ini. Dalam hal ini, massa kemudian menjadi objek dari sebuah liputan di televisi. Informasi berkaitan dengan massa kemudian diolah dalam proses olah data audio visual sebagai paket dari pengemasan informasi. Kemudian ditransmisikan melalui sebuah pancaran digital yang diterima masyarakat sebagai sumber informasi.
Sebagai alat informasi, dari segi keefektiffitasan televisi tergolong media yang paling banyak peminatnya dibandingkan dengan media yang lain. Ada beberapa hal yang menjadi keunikan televisi dibandingkan dengan media yang lain yaitu: televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca seperti media cetak, tidak seperti film, televisi adalah gratis, tidak seperti radio, televisi mengombinasikan gambar dan suara, tidak membutuhkan mobilitas, seperti pergi ke bioskop misalnya, satu-satunya medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia artinya orang dapat menggunakan dalam tahun-tahun awal dan akhir dari kehidupan mereka, dan juga tahun-tahun diantaranya.Inilah kelebihan televisi dibanding dengan media yang lain.
Akan tetapi di dalam kelebihan itu pula terletak kekurangan yang diakibatkan dari media televisi sebagai alat informasi ini. Misalnya, menurunkan minat baca masyarakat, terbukti dengan adanya televisi disamping harganya yang relativ murah masyarakat lebih suka menonton televisi daripada membaca Koran ataupun browsing di internet; sebagai alat informasi, televisi lebih banyak menyajikan program hiburan daripada informasi atau pendidikan; televisi terkadang mencontohkan secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan yang terkadang berlawanan dengan kebudayaan Indonesia, akhirnya stabilitas nasional pun semakin terancam.
2)      Media Edukasi
Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan, merubah pola pikir  pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Jika dahulu orang ingin mempelajari sebuah ilmu pengetahuan, seseorang akan mendatangi sang guru dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya secara langsung. Berbeda dengan konteks yang ada di jaman sekarang. Kehebatan media mampu mengambil alih peran guru dalam dunia pendidikan. Hampir segala bidang terkait dengan keilmuan bisa kita dapatkan dimana-mana melalui media, terlepas masalah penanggung jawab keilmuan yang disampaikanya. Sehingga banyak upaya yang diusahakan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan media pendidikan. Jadi, yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan.
v  Julius Lende (2012) dalam artikelnya yang mengutip dari Hamalik (1989) mengatakan ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a.       Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca indera kita,
b.      Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar,
c.       Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam pengajaran,
d.      Media pendidikan adalah alat bantu mengajar, baik di luar kelas
e.       Berdasarkan (c) dan (d), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan,
f.       Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
Dari uraian tentang ciri-ciri media pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, maka dapat saya katakan bahwa Televisi merupakan media pendidikan yang sangat modern dan sangat cocok dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
v  Julius Lende (2012) dengan artikelnya yang mengutip dari Hamalik (1989), nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
a.       Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisme”,
b.      Memperbesar perhatian para siswa,
c.       Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap,
d.      Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa
e.       Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama dapat dalam gambar hidup
f.       Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa,
g.      Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dengan demikian tolak ukur sudut pandang media pendidikan terhadap tayangan di televisi dipandang sebagai salah satu media pendidikan, dengan catatan apabila tayangan tersebut dapat memberikan informasi yang berkualitas dan memiliki nilai pendidikan moral dan ilmu pengetahuan.
3)      Kontrol Sosial
Dalam konteks televisi sebgai kontol sosial, setidaknya televisi mempunyai sebuah fungsi sebagai gambaran kehidupan sosial dalam suatu negara. Dalam hal ini maka televisi berperan sebagai minatur sebuah negara. Melalui televisi itulah seseorang dapat mengetahui bagaimana sebuah sistem kehidupan sosial itu diciptakan. Untuk lebih konkritnya, sebuah kenyataan ini bisa kita lihat misalnya ketika kita membandingkan sebuah produk film asli Indonesia dengan produk film yang diproduksi oleh negara lain, dari situ kita bisa melihat perbedaan yang sangat menonjol. Faktor kemajuan sebuah negara akan sangat terlihat dalam sebuah produksi perfileman. Contohnya saja kita bisa membandingkan film yang hingga sekarang masih mendominasi kancah layar kaca Indonesia adalah film yang berbau mistis, percintaan, hingga pertikaian perebutan warisan. Hal ini akan sangat berbeda jika kita bandingkan dengan produksi yang ada di negara yang lebih maju. India misalnya, sekitar lima hingga sepuluh tahun yang lalu, hampir setiap film yang disajikan di India ini mengangkat film yang bertemakan percintaan yang identik dengan tarian-tarian khas masalnya. Tetapi di era saat ini, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat yang dialami oleh negara India, sekarang telah diproduksi film yang lebih mengangkat kepada tema tekhnologi seperti film Ra One misalnya. Itulah realita yang ada dalam layar kaca sebagai sebuah gambaran tentang kondisi soasial sebuah negara.
Selain kita melihat dengan konteks di atas, peran media dalam kaitan fungsinya sebagai kontrol sosial juga bisa kita lihat dengan aspek yang lain. Sebagai media yang memungkinkan mudahnya teraksesnya informasi, maka sangat memungkinkan adanya pertukaran informasi antar masyarakat, etnis, ataupun segala macam kebudayaan.  Sehingga secara social masyarakat dapat saling memperhatikan satu sama lain demi terciptanya stabilitas social dalam sebuah Negara. Bahkan seiring dengan teknologi pemancar televisi yang semakin canggih hingga akses televisi seperti sekarang ini tak hanya kita nikmati dalam skala nasional saja akan tetapi internasional. Denga demikian, pertukaran informasi dalam lingkup internasional ini akan membawa dampak yang penting bagi kelangsungan hubungan diplomasi antar negara. Sebagai fungsi ini, peran televise tak dapat terelakkan. Misalnya adalah, ketika terjadi sebuah bencana, maka secara spontan semua masyarakat akan tahu, bahkan hal itu akan sangat memungkinkan untuk mendapatkan simpati dari Negara lain. Tentunya melalui televise. Maka secara tanggap pula bantuan logistic untuk daerah yang tertimpa musibah akan segera berdatangan dari negara-negara tetangga misalnya.
Selain itu, apabila kia menelaah lebih dalam, di dalam konteks ini kita mengetahui bahwa fungsi kontrol sosial ini pun apabila kita sesuaikan dengan falsafah ideologi bangsa Indonesia yang tertera pada Pancasila, maka fungsi ini sangat sesuai dengan sila ke-5 dari pancasila yang berbunyi, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bagi pemerintah, hal ini juga tak kalah pentingnya. Sebagai pihak yang mengurusi kepentingan rakyat, maka sebagai pemerintah yang baik tak akan ketinggalan informasi yang ada di negaranya. Kemudian secara tanggap tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dapat terkonsep dn terlaksana dengan baik. Sebagai fungsi kontrol sosial ini pula maka akan tercipta sebuah transparasi pemerintahan yang secara terbuka sejak era reformasi ini seluruh lapisan masyarakat bisa mengetahui jalanya pemerintahan sehingga melalui media pula kasus korupsi yang terjadi di Indonesia ini satu per satu semakin terungkap.
4)      Fungsi hiburan
Sekarang ini, Indonesia sedang dalam era pancaroba, dimana ketika memasuki gerbang zaman globalisasi yaitu masa dimana segala bidang kehidupan berada diambang tinggal landas seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini tidak mengecualikan kemajuan yang begitu pesat dalam berbagai bidang termasuk salah satunya industri hiburan, apalagi hal ini salah satunya dipicu oleh ambisi mengejar rating di hati masyarakat.
Tidak seperti zaman nenek moyang dahulu, masyarakat kita sekarang ini disuguhi berbagai macam media hiburan dari panggung hiburan hingga media yang lebih bersifat personal seperti televisi. Jika jaman dahulu sebelum tiba masa trend televisi masyarakat lebih mencari kegiatan hiburan secara langsung dengan pertunjukan misalnya seperti ketoprak, wayang dan lain sebagainya, namun lain halnya dengan sekarang dimana masyarakat lebih dimanjakan dengan media hiburan yang ada di televisi. Hadirnya televisi di tengah hiruk pikuk kehidupan ini dapat membangkitkan gairah masyarakat mulai dari perkotaan hingga pelosok-pelosok desa. Apalagi sekarang stasiun-stasiun televisi swasta banyak bermunculan mewarnai layar kaca dengan suguhan-suguhan yang lebih memanjakan pemirsa terutama dengan sajian hiburanya. Bahkan setiap pengelolanya berebut “prime time “(waktu tayang terbaik) demi mendapat tempat spesial di hati pemirsanya.
Memang hadirnya televisi pada sebuah rumah tangga bukan menjadi kebutuhan mewah lagi. Hal ini terbukti bahwa yang dulunya televisi hanya bisa dinikmati kaum elite saja, namun sekarang rakyat jelata pun juga memiliki televisi. Jadi televisi merupakan media entertainment yang sudah merakyat dan digandrungi berbagai kalangan. Fugsi media yang satu ini, hampir semua masyarakat tahu bahwa televise berfungsi sebagai hiburan. Kenyataan ini memang benar.bisa kita amati hamper di semua stasiun televise tak ada yang meninggalkan sebuah program yang sifatnya hiburan. Bahkan sebuah acara berita sebagai fungsi informasi saja sekarang telah banyak media yang membuat konsep acara berita seperti komedi. Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menikmati keberadaan media sebagai media hiburan dibandingkan dengan fungsi yang lain.
5)      Media penghubung secara geografis
Dahulu, jika seseorang ingin pergi ke sebuah tempat yang ia inginkan, maka ia harus menempuh suatu perjalanan dengan kaki maupun dengan perjalanan kuda yang tak sedikit memakan waktu berhari-hari bahkan mungkin hingga berbulan-bulan. Kenyataan yang telah berubah sedemikian cepatnya seperti yang terjadi saat ini, untuk menempuh sebuah perjalanan dengan lingkup yang luas sekalipun, bahkan ke seluruh penjuru dunia yang ia inginkan, hanya dengan hitungan beberapa jam saja ia sudah sampai ke tempat tujuan tersebut dengan fisik tubuh yang menyertainya. Apalagi sebuah komponen data yang sangat lembut yang secara fisik tidak bisa kita lihat, seperti halnya sebuah sinyal yang membawa informasi, dalam hitungan menit bahkan detik, informasi yang kita kirimkan sudah bisa diketahui oleh pihak yang kita tuju. Inlah kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin pesat sehingga waktu yang lama terasa semakin cepat, sebuah wilayah yang luas semakin terasa sempit. Segala pekerjaan manusia semakin mudah untuk dilakukan. Semakin mudah untuk diselesaikan dengan teknologi.
Marshall McLuhan dengan teorinya yang desebut sebagai teori ekologi media membuat sebuah asumsi bahwa, media melingkupi setiap tindakan di dalam       masyarakat, media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita, media menyatukan seluruh dunia, kemudian dikenal dengan istilah “desa global” yaitu sebuah Pemikiran bahwa manusia tidak lagi dapat hidup dalam isolasi melainkan akan selalu terhubung oleh media elektronik yang bersifat instan dan berkesinambungan. Disinilah kemudian secara geografis sebuah dunia yang luas akhirnya dengan perantaraan televise sebagai media penghubung menjadikan dunia layaknya hanya sebuah lingkup kecil desa yang semua orang dapat mengakses informasi ke seluruh penjuru dunia dengan televisi.
ü  Fungsi televise menurut Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) menjelaskan ada 4 Fungsi komunikasi Massa, yaitu:
1.  To inform
2.  To entertain
3.  To persuade
4.  Transmission culture
Dengan dasar tersebut kita bisa menganalisis fungsi televisi sebagai media komunikasi massa dalam era modern ini.
1.      To inform, artinya adalah untuk menginformasikan, maka televise memiliki fungsi sebagai penyampai informasi . jurnalisme mengambil kedudukan penting disini. Karena tugas dari jurnalistik sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan menyiarkan berita yang layak disampaikan kepada khalayak ramai.
2.      To entertain, artinya adalah untuk menghibur. Bias kita lihat bersama dalam perkembanganya ternyata televise memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam hiburan. Aktifitas hiburan ini bias dicontohkan misalnya acara konser music, pentas seni, acara komedi, ataupun acara lainya yang menghibur. Berikut ini adalah aktifitas komunikasi masa dalam dunia hiburan: Masyarakat Individu Seb.Kelompok tertentu Kebudayaan
Fungsi Pelepasan lelah bagi kelompok massa Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan Disfungsi Mengalihkan public, menghindarkan aksi sosial Meningkatkan kepastian, memperindah cita rasa, memungkinkan pelarian / pengasingan diri Memperlemah estetik “ budaya pop” Charles R Wright 1988.
3.      To persuade artinya adalah untuk membujuk. Televise sebagai media komunikasi juga memiliki fungsi untuk membujuk khalayak misalnya kita bisA melihat pada sisi iklan komersial yang mengisi celah acara. Iklan – iklan tersebut membujuk para khalayak untuk melihat, memahami dan mengetahui maksud dari iklan tersebut. Tentulah maksud dari iklan tersebut adalah khalayk mau membeli produk yang ditawarkan oleh iklan tersebut.
Bukan hanya iklan saja yang bias membujuk, ternyata kejadian ataupun peristiwa yang ditayangkan dalam televise juga bias membangkitkan sikap – sikap tertentu. Misalnya berita mengenai bencana alam , ini menggugah hati para pemirsa untuk ikut membantu para korban dengan cara-cara tertentu. Kemudian misalnya pada saat pemilu, masyarakat bias memilih pemimpin mana yang akan dipilih selain iklan, citra yang diberikan oleh jurnalistikpun bias.
4.      Transmission of culture. Adalah suatu factor yang memberikan petunjuk yang mengelilingi media massa itu sendiri . yang secara serempak mengukuhkan status quo dan memunculkan perubahan. Ada dua tingkatan dalam transmisi budaya. Dimana keduanya terjalin konstan. Yaitu tingkatan kontemporer dan historis. Pada tingkatan kontemporer bias kita lihat pada peran dari televise. Televise bukan hanya sebagai cermin , tapi juga sebagai pengikat waktu. Dimana darimasa kemasa selalu memberikan perkembangan, tentunya perkembangan itu memberikan suatu perubahan dalam struktur social yang mana perubahan itu menjadi tanggung jawab dari televise. Kita misalkan tayangan ataupun acara music yang sekarang disiarkan sangat gencar dlam televise swasta, tanpa sadar music pop ataupun rock yang sering ditampilkan tersebut telah meluntturkan kebudayaan dari daerah sendiri. Misalnya lagu daerah ataupun lagu kebangsaan sendiri. Kemudian tingkatan historis , yaitu dengan mendapatkan informasi dari televise para pemirsa bias mengambil beberapa pengalaman untuk membimbing masa depannya.
Karakteristik Televisi
Didalam buku Elvinardo (2007:137-139) terdapat 3 macam karakteristik televisi, yaitu:
1.      Audiovisual
            Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, music dan efek suara, maka khalayak televise dapat melihat gambar yang bergerak, maka dari itu televise disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
2.      Berfikir dalam gambar
            Ada 2 tahap yang dilakukan proses berfikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambaran secara individual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3.      Pengoprasian lebih kompleks
            Dibandingkan dengan rasio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Kekuatan dan Kelemahan Televisi
            Menurut skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalh memberikan gambaran bila dibandingkan dengan media lainnya ( radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengan gambaran. Bisa bersifat informative, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsure tersebut.
Ada 4 kekuatan televisi yaitu: (Syahputra, 2006:70)
1.      Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televise menggunakan elektromagnetik, kaabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
2.      Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.
3.      Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).
4.      Informasi atau berita0berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis.
Kelemahan Televisi, yaitu : (Syahputra, 2006:70)
1.      Media televisi terikat waktu tontonan.
2.      Televisi tidak melakukan kritik social dan pengawasn sosial secara langsung dan vulgar.
3.      Pengarh televisi cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.
Program Acara Televisi
            Secara teknis program televise diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televise dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya (Soenarto, 2007:1).
            Sedangkan menurut Naratama dalam buku “Sutradara Televisi: Dengan Angle dan Multi Camera” (2004:63), mengatakan bahwa program televise adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televise yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produk yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Jenis Program Televisi
Menurut morissan (2008:207) program televisi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Dalam hal ini program informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a.       Berita Keras (Hard news)
Sebuah berita yang sajiannya berisi tentang segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak.
b.      Berita Lunak (Soft news)
Sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita.
2.      Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori ini adalah drama musik dan permainan.
Infotanimen
            Kata “infotaniment” merupakan singkatan dari information dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur (Morissan, 2005:284).
            Infotainment merupakan berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industry hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi, dan sebagainya, maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment (Morissan, 2008:27).
            Didalam buku Iswandi Syahputra yang berjudul Jurnalistik Infotainment (2006, 153) menerangkan bahwa infotainment menjadi semacam lembaga yang siap menampung siapa saja yang ingin menyodorkan tontonan publik.
            Infotainment berhak menggunakan kata-kata publik karena infotainment sudah menjalankan misinya sebagai media massa yang berpihak dan mengabdi untuk kepentingan publik (sSyahputra, 2006:122).
Namun tanpa sadar, infotainment telah mengembangkan “sebuah jurnalisme yang membenarkan mengatasnammakan publik, tetapi publik tak memainkan peran apapun selain sebagai audien”, (Syahputra, 2006:154).
Kode Etik Jurnalistik
Menurut Oxford advance Learner’s Dictionary of Current English, kode adalah system aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang telah disetujui dan diterima oleh masyarakat atau kelas tertentu atau kelompok tertentu (Soehoet, 2002:9).
Secara harfiah kata “etika” berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti bantuan moral atau tradisi yang mengatur sebuat budaya. Jadi, etika bias disebut sebagai peraturan atau standar yang mengatur prilaku seseorang (Biagi, 2010:418). Sedangkan Jurnalistik adalah suatu pengelolahan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat (Effendy 2006:151).
Dari pengertian diatas, penelitian dapat menyimpulkan bahwa kode etik jurnalistik adalah norma atau landasan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan dalam melaksanakan tugasnya dalam mencarai, mengumpulkan serta menyajikan berita. Kode etik jurnalistik member arahan tentang apa yang seharusnya dilakukan serta hal-hal yang tidak boleh dilakukan  oleh seorang jurnalis.
Kode Jurnalistik Wartawan Indonesia
Dalam menjalankan kegiatan kewartawanannya, para jurnalis ditutut untuk mematuhi kode etik jurnalistik yang telah ditetapkan oleh dewan pres. Menurut UU Republik Indonesia nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, bab 1 ketentuan umum pasal 1 point 14 menjelaskan bahwa kode etik jurnalistik adalah himpunan etika propesi kewartawanan. Kode etik jurnalistik ini merupakan pedoman operasional dalam melaksanakan tugas wartawan atau jurnalis secara professional dan tidak melanggar hukum.
Adapun kode etik jurnalistik wartawan Indonesia yang menyangkut tentang tata cara pemmberitaan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah pasal 5.
“ Wartawan menyajikan berita secara berimbang dan adil mengutamakan ketetapan dari kecepatan serta tidak mencampuradukkan fakta dan opini. Tulisan yang berisi interpretasi dan opini, disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”.
Kode Etik Jurnalistik Televisi
            Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia yaitu untuk menyampaikan beritanya haruslah mematuhi pasal 5 dalam hal cara pemberitaannya.
Dalam menanyakan sumber dan bahan berita secara akurat, jujur dan berimbang, jurnalis televise Indonesia:
1.      Selalu mengevaluasi informasi semata-mata berdasarkan kelayakan berita, menolak sensasi, berita menyesatkan, memutar balikkan fakta, fitnah, cabul, dan sadis.
2.      Tidak menayangkan materi gambar maupun suara yang menyesatkan pemirsa.
3.      Tidak merekayasa peristiwa, gambar maupun suara untuk dijadikan berita.
4.      Menghindari berita yang memungkinkan benturan yang berkaitan dengan masalah SARA.
5.      Menyatakan secara jelas berita-berita yang bersifat fakta, analisis, komentar dan opini,
6.      Tidak mencampur adukkan berita dengan advertorial.
7.      Mencabut atau meralat pada kesempatan pertama setiap pemberitaan yang tidak akurat, dan memberikan kesempatan hak jawab secara proposional bagi pihak yang dirugikan.
8.      Menyajikan berita dengan menggunakan bahasa dan gambar yang santun dan patut, serta tidak melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
9.      Menghormati embargo dan off the record.
Dalam kode Etik Jurnalistik Televisi yang tercantum dalam pasal 5 diatas, penelitian hanya mengambil 5 ayat yang terdapat didalamnya, yaitu pada ayat 1,2,3,4,7 dan 8.

PERAN TELEVISI
Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Artikel by Musa Angelo.
Televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik.
Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa: Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.         
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor
Universitas Sumatera yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.
Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.
Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa:
Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.
Peran Televisi Sebagai Media Komunikasi Visual
Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimatra dinamis (moving audiovisual media),5 bahasa rupa inilah yang dianggap paling pesat perkembangannya. Tabrani (1992) melihat bahwa dari segi sejarah memang bahasa rupa lainnya banyak mengacu pada bahasa film dan televisi. Bahasa rupa foto (gambar statis) tumbuh sangat perlahan dan segera terkejar, dilanda oleh bahasa rupa film kemudian muncul televisi (gambar dinamis). Gambar dinamis inilah yang pesat sekali merambah ke seluruh dunia.
Tidak dapat dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar saja. Peranannya sebagai media komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-masa yang lain. Temuan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia tahun 1996 yang dilansir majalah [aikon!] media alternatif menyebutkan bahwa kekuatan besar televisi yang tidak pernah dibayangkan oleh Paul Nipkow sekalipun ketika dia mematenkan Jantra Nipkow yang menjadi cikal-bakal televise mekanis; temuan itu memaparkan bahwa anak-anak Indonesia (usia 6-15 tahun) “harus menyisihkan” waktu 22-26 jam per minggu untuk menonton televisi. Bahkan anak Amerika sejak usia delapan belas bulan sudah secara mendalam dikonfrontasikan pada medium televisi. Pada akhir humaniora-nya jumlah jam menonton televisi dari anak-anak muda Amerika mencapai 16.000 jam. Ketika usia mencapai 20 tahun secara total hamper mencapai juta reclamesport atau mencapai rata-rata 1000 per pekan (Tondowidjojo 1999:57).

PROSES PRODUKSI SIARAN TELEVISI

Dalam Proses pembuatan sebuah film atau siaran acara televisi,terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan,yang mana tahapan-tahapan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil sebuah siaran yang akan ditayangkan. Adapun tahapan-tahapan tersebut di antara lain :
A.    PRE PRODUCTION PLANNING
Praproduksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, diantaranya meliputi perencanaan, menentukan ide,menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, dan juga persiapan produksi, pasca-produksi serta persiapan-persiapan lainnya.
1.      Ide
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video dan televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata, dan lain-lain.
Di samping itu Riset sangat diperlukan setelah Anda telah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan  ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis.
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline dari informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat mengenai program yang akan Anda tulis. Sinopsis dan outline akan membantu  memfokuskan perhatian Anda pada pengembangan ide yang telah Anda pilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita buat.
Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang meliputi outline, synopsis dan treatment. Seorang penulis harus memiliki kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah. Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan property yang akan direkam ke dalam program video. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau sequence program video atau televisi yang akan diproduksi.
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert) dan ahli media (media specialist).
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.
2.      Perncanaan
Dalam proses produksi sebuah siaran televisi,unsur perencanaan harus ada, agar langkah-langkah yang akan dilakukan akan menjadi mudah dan terarah.karena sudah adanya perencanaan Adapun hal-hal yang ada dalam sebuah perencanaan antara lain :
·         Stafing/ Crew
Pembentukan sebuah staf atau crew  yang benar-benar berkopeten dengan bidang dan kemampuannya.dalam hal ini seorang produser program hendaknya benar-benar memperhatikan dalam penentuan crew yang benar-benar layak untuk dipilih,hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah team yang soulit.
·         Bageting/Biaya
Bageting atau biaya juga harus benar-benar sudah diperhitungkan dalam sebuah perencanaan,hal ini bertujuan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi Program siaran tersebut.
·         Menentukan Waktu
Menentukan waktu atau menyusun scedul produksi,hal ini bertujuan agar proses produksi lebih terarah. Dan selesai pada waktu yang telah ditentukan.
·         Rapat Crew
Kegiatan ini merupakan bagian dari Perencanaan dari Proses sebuah Produksi Siaran Televisi,yang mana bertujuan agar seluruh crew benar-benar paham dan mengerti dengan apa yang akan dikerjakannya.oleh karna itu dilakukannya tapat crew yang bermaksud untuk memberi arahan sebelum dilakukannya shooting.
3.      Persiapan
Setelah melewati tahap perencanaan,yang mana seperti yang telah dijelaskan di atas,maka tahap selanjutnya adalah Persiapan. Pada tahap persiapan ini,semua tim harus mempersiapkan segala sesuatu yang butuhkan sebelum shooting atau proses pengambilan gambar berlangsung. Baik dari segi Peralatan,operasional dilapangan,dan lain sebagainya. Namun tak lepas dari itu semua, terdapat dua hal penting yang harus dipersiapkan,yaitu Breakdown dan Shooting Script.
o   Breakdown
Merupakan sebuah tabel kegiatan yang mana berisi tentang jadwal kegiatan shooting berlangsung dan lengkap dengan penanggung jawab,dan properti apa saja yang dibutuhkan,serta tanggal dan jam kegiatan dilaksanakan. Breakdown ini berfungsi sebagai panduan untuk mempermudah setiap team memahami dan mengerti akan apa saja yang harus ia kerjakan dan ia persiapkan,sehingga dengan adanya breakdown ini pekerjaan akan lebih terarah dan berjalan rapi karena sudah ada susunan kegiatan yang sudah diatur.
o   Shooting Script
Shoting script memiliki sedikit kesamaan dengan breakdown,hanya saja pada shooting scrip hanya berisi kumpulan dari setiap shine,yang telah dikelompokkan –kelompokkan berdasarkan lokasi shootingnya.hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengambilan gambar sehingga tidak rumit dan berpindah pindah.
Disamping itu, di dalam shooting screapt juga berisi tentang instruksi-instuksi angel/sudut pengambilan gambar, seperti long shoot,medium shoot.closeUp,Penlife,penright dan lain lain-lain .yang tentunya sudah disesuaikan dan diselaraskan dengan alur cerita /naskah.
B.     SET UP AND REHEARSEL
           Tahapan ini disebut juga dengan  tahap Pengesetan ,yang mana seluruh hal-hal yang berhubungan dengan teknis  dilapangan baik dekorasi tempat, tatacahaya, tatasuara dan kamera. Seluruhnya harus melalui proses pengesetan atau diatur agar sesuai  terhadap konsep yang telah ditentukan dalam breakdown, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan teknis dilapangan.
            Di samping itu, dalam tahap ini juga dilakukan gelade atau latihan. Di sini seluruh artis yang akan berperan dalam naskah dilatih sesuai dengan karakter (Blocking Artis)yang tertulis dalam naskah. Blocking alat dan lain sebagainya.
C.    PRODUCTION
Proses pengambilan gambar dari setiap scene yang talah dituankan ke dalam shooting screapt berdasarkan naskah yang ditulis, di sinilah ujung penentu baik tidaknya sebuah produksi  dilihat dari proses produksi tersebut. Maka  peran sutradara dan semua team sangan menunjang dalam penyelesaian suatu produksi siaran
D.    PASCA PRODUCTION
Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :
Ø  Editing
Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah dishooting pada saat tahap produksi,yang mana disusun dan disesuaikan dengan naskah .
Ø  Mixing
Merupakan rangkaian dari proses editing ,yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound,atau suara baik berupa beck sound maupun narasi.
Ø  Revew
Memutar ulang hasil produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji ulang kembali ,guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan-kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.
Ø  Revisi
Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew di atas.
Ø  Hasil Akhir
Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang mana hasil tersebut  memang sudah benar-benar layak untuk On Air atau layak siar.
Ø  On Air
Proses penyiaran hasil produksi siaran  melalui stasiun penyiaran.

KEMAMPUAN REPORTER
Reporter adalah seseorang yang menyampaikan berita dari lokasi terjadinya sebuah perisitiwa. Reportase yang disampaikan bisa rekaman bisa juga disiarkan secara langsung. Karena itulah reporter dituntut mempunyai kemampuan jurnalistik yang mumpuni.
Reporter, dituntut memiliki keberanian, mempunyai semangat tinggi, optimis, tahu sopan santun, juga mampu membangun komunikasi yang baik. Juga, terdapat tiga nuansa, yang menjadi modal seorang reporter dalam mencari berita.
1.      Terkait nuansa pribadi. Dalam konteks ini, reporter perlu memiliki keterampilan, dan kecakapan dalam mengajukan pertanyaan yang mengena saat wawancara, tandas, lugas, dan mampu menimbulkan jawaban yang multiaspek. Karena itu reporter harus memiliki pengetahuan, wawasan, pengalaman, idealisme, dan tanggung jawab profesi.
2.       Terkait nuansa produktivitas. Dalam hal ini, reporter mesti mampu menghasilkan wawancara yang tidak hanya bersifat "hangat-hangat tahi ayam,"  namun juga harus mampu menghadirkan hasil liputan yang berkelanjutan, sesuai dengan kemauan dan keinginan pemirsa.
3.      Nuansa kreativitas. Reporter harus mengembangkan imajinasi dan wawasannya, sehingga dapat melahirkan ide-ide baru sebagai modal untuk wawancara.
*      Seorang reporter harus memiliki kemampuan yang ad didalam reporter. Kemampuannya adalah:
1)      Mampu berbicara. Segala sesuatu yang ia saksikan dapat dijelaskan secara cepat dan  tepat seperti air mengalir yang tidak ada hambatan.
2)      Teliti dalam menyampaikan informasi kepada pendengar. Reporter tidak boleh asal bicara, apalagi menggunakan kalimat yang tidak tepat atau tidak senonoh.
3)      Mengetahui teknis pelaporan dan memiliki suara yang baik. Reporter juga sebaiknya menguasai penggunaan peralatan teknis, terutama untuk mengetahui alat bantu apa yang digunakan saat suara rendah, perlahan-lahan, memilukan, atau bersemangat dan bersorak (kegiatan olahraga).

MANAJEMEN PERTELEVISIAN
Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1.      Divisi Program
Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.
2.      Divisi Produksi
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.
3.      Divisi Pemberitaan
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.
4.      Divisi Teknik
Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.
5.      Divisi Pemasaran
Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.
6.      Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.
7.      Divisi HRD dan Legal
Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.
Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.
            Pada perkembangannya, stasiun televisi juga mencoba memodifikasi organisasi perusahaan, dengan merampingkan jumlah divisi dan menggambungkan dengan divisi lain. Misalnya, Divisi Program yang juga harus menghandle Subdivisi Produksi dan Subdivisi Pemberitaan. Disebut subdivisi, karena berada di bawah divisi namun secara kapasitas melebihi departemen. Tapi untuk divisi-divisi lain tetap berdiri sendiri dan sulit dileburkan ke dalam divisi lain. [syaiful HALIM, Wartawan Ecek-Ecek, 2009].

BROADCASTING (PENYIARAN)
            Broadcasting adalah distribusi audio dan atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton. Para penonton mungkin masyarakat umum atau sub-relatif besar penonton, seperti anak-anak atau orang dewasa muda. Broadcasting, atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio (audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan penonton.
Proses Penyiaran:
Proses penyiaran terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide itu disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide yang dalam hal ini adalah komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang dapat dikirimkan baik verbal maupun nonverbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khlayak luas (komunikan). Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.
1.      Studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun penyiaran, sebagai sub sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program reguler yang bersifat berkesinambungan. Sistem studio pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem seperti bagian audio, video sistem, dan pencahayaan serta dilengkapi prasarana seni atau gambar sebagai pendukung produksi khususnya untuk produksi audio visual. Studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyiarkan, yakni mengubah ide dan gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara.
2.      Transmitter merupakan salah satu unsur dalam proses penyiaran yang berfungsi mengantarkan gambar dan suara dari studio berupa gelombang elektromagnetik yang membawa muatan informasi untuk dipancarkan atau disalurkan melalui kabel atau serat optik. Ada tiga cara sistem satelit komunikasi Sistem DBS (Panduan Satelit Penyiaran), Sistem Semi DBS, serta sistem gabungan (penyaluran dan satelit).
3.      Pesawat Penerima merupakan alat yang berfungsi mengubah gelombang eektromagnetik yang membawa muatan informasi berupa signal suara dan atau signal suara dan signal gambar proyeksi menjadi bentuk pesan yang dapat dinikmati.Pancaran gelombang elektromagnetik yang membawa muatan signal suara yang terbentuk melalui microphone, kemudian panaran ini diterima oleh sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima, dan signal suara itu diubah kembali menjadi suara di dalam audio loudspeaker. Bandung Proses ini menghasilkan siaran radio, sedangkan gelombang elektromagnetik yang masih membawa signal suara, yang dihasilkan oleh michrophone dan signal gambar proyeksi, yang dihasilkan oleh sisten lensa dan kemudian diubah menjadi signal gambar di dalam tabung pengambil gambar maka proses ini menghasilkan siaran televisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar